Asas 6 : Memilih Waktu Yang Tepat


Gambar diambil dari sini

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata : Pada suatu hari aku (dibonceng) di belakang Rasulullah saw., lalu beliau bersabda : ”Wahai anak remaja, sungguh aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat: ‘Peliharalah Allah, niscaya engkau akan dipelihara-Nya dan peliharalah Allah, niscaya engkau akan menemukan-Nya di hadapanmu. Apabila engkau meminta, mintalah kepada Allah dan apabila engkau memohon pertolongan, mohonlah kepada Allah. Ketahuilah bahwa sekiranya semua manusia bersatu untuk memberikan keuntungan kepadamu, niscaya mereka tidak dapat melakukannya sedikitpun selain yang telah Allah taqdirkan untukmu. Dan sekiranya mereka bersatu untuk mencelakakan kau, niscaya mereka tidak akan dapat melakukannya sedikitpun kecuali yag telah Allah taqdirkan kepadamu. Semua pena telah diangkat dan kertas-kertas telah menjadi kering. “ (HR. Tirmidzi no. 2440 CD)

Dari ‘Abdullah bin Ja’far, ia berkata :”Pada suatu hari Rasulullah saw. Memboncengkan aku, lalu beliau membisikkan suatu ucapan kepadaku yang tidak akan kuceritakan kepada seorang pun dan Rasulullah saw. Biasanya senang menutup dirinya ketika buang hajat dengan pelepah pohon kurma.” (HR. Muslim no. 517 CD)

Dari ‘Umar bin Abi Salamah, ia berkata :”Ketika aku masih kanak-kanak aku berada dibawah asuhan Rasulullah saw.Ketika itu tanganku meraih (makanan) di nampan, lalu Rasulullah saw. Bersabda kepadaku:’Wahai anak, sebutlah nama Allah ta’ala lebih dulu, makanlah dengan tangan kananmu, dan makanlah yang dekat di depanmu.’Selanjutnya, cara seperti itulah yang kemudian aku lakukan bila makan.”(HR. Bukhari no. 4957 CD)

Dari Anas, ia berkata :”Seorang anak Yahudi yang menjadi pelayan Nabi saw. mengalami sakit, lalu Nabi saw. berkunjung kepadanya dan beliau duduk di sebelah atas kepalanya, lalu Nabi bersabda kepadanya:’Masuklah Islam!’ Ia lalu memandang bapaknya yang duduk di sebelahnya, lalu bapaknya berkata kepadanya: ‘Ikutilah Abul Qasim (Nabi saw.), lalu ia masuk Islam, kemudian Nabi saw. keluar seraya berkata:’alhamdu lillaahil ladzii anqadzahu minan naar’  (‘segala nikmat karunia hanyalah milik Allah, Tuhan yang telah menyelamatkan anak itu dari neraka’).” (HR. Bukhari no 1268 CD)

Hadist pertama menjelaskan bahwa Rasulullah saw memberi nasihat kepada Ibnu ‘Abbas saat ia diboncengkan oleh Rasulullah saw. di belakang untanya. Rasulullah saw. memberi nasehat tentang beberapa hal yang penting yaitu :
1.       Manusia hendaklah senantiasa menjaga ketaatan kepada Allah, niscaya Allah akan menjaga yang bersangkutan.
2.       Manusia tidak akan dapat mencelakakan seseorang dengan cara apapun bila Allah tidak menghendaki hal itu terjadi kepada yang bersangkutan.
3.       Manusia hendaklah senantiasa percaya adanya taqdir.

Nasehat seperti ini diberikan oleh Rasulullah. saat membonceng Ibnu ‘Abbas. Saat tersebut dianggap sebagai saat yang tepat untuk menyampaikan nasehat itu secara santai kepada Ibnu ‘Abbas yang masih kanak-kanak.
Hadist kedua menjelaskan bahwa ‘Abdullah bin Ja’far dibisiki oleh Rasulullah saw. ketika diboncengkan di atas untanya.
Pada Hadist ketiga dijelaskan bahwa ‘Umar bin Abu Salamah ketika berada di bawah asuhan Rasulullah saw. makan bersama beliau. Ia mengambil makanan di nampan yang jauh darinya, kemudian diperingatkan oleh Rasulullah saw. dan diberi tahu bagaimana cara makan yang benar. Nasehat tersebut disampaikan oleh Rasulullah saw. pada kondisi dan saat yang tepat sehingga selalu terkesan dalam dirinya dan selanjutnya ia praktekkan dalam hidupnya.
Hadist keempat menjelaskan bahwa Rasulullah saw. mengunjungi seorang anak Yahudi yang sakit dan memberi nasehat kepadanya agar mau membaca kalimat tauhid guna menghadapi sakaratul maut. Hal tersebut beliau ajarkan kepada anak itu dalam kondisi dan keadaannya yang tepat sehingga yang bersangkutan dapat diselamatkan dari ancaman Allah di neraka.
Keempat Hadist di atas menunjukkan kepada kita bahwa dalam memberikan pendidikan kepada anak-anak, Rasulullah saw. selalu memilih waktu dan tempat yang tepat untuk menyampaikan materi yang dibutuhkan oleh anak-anak agar perilaku mereka sesuai dengan ajaran Allah dan Rasul-Nya. Sebagaimana contoh dalam Hadist di atas Rasulullah saw. mengajak Ibnu ‘Abbas untuk senantiasa memelihara ajaran-ajaran Allah dan takut hanya kepada-Nya secara santai di atas kendaraannya. Hal ini sesuai dengan kondisi dan keadaan Ibnu ‘Abbas yang dinilai oleh Rasulullah saw. perlu diberi nasehat supaya tidak tergoda oleh ancaman atau gangguan manusia selama ia tetap percaya bahwa baik dan buruk ada dalam kekuasaan Allah semata-mata. Rasulullah saw. menyampaikan ajaran-ajarannya kepada anak-anak tersebut sesuai dengan permasalahan dan kondisi yang dihadapi mereka.
Dalam mendidik dan mengajarkan sesuatu kepada anak-anak, orang tua hendaklah senantiasa memperhatikan kondisi dan situasi anak-anaknya. Mereka hendaknya memilih waktu yang tepat supaya nasihat, pelajaran, atau pesan yang disampaikan kepada anaknya dapat member kesan mendalam di hati mereka dan mereka dapat membina akhlaq dan agama anak-anak dengan baik. Ketika bepergian dengan anak-anak, misalnya, orang tua memberi nasihat kepada mereka tentang perlunya sopan-santun dan akhlaq dalam berlalu-lintas atau menggunakan jalan umum. Nasihat seperti ini akan sangat berkesan kepada anak-anak dalam mengikuti aturan agama mengenai akhlaq menggunakan jalan umum. Begitu pula ketika makan bersama, orang tua dapat memberi tuntunan dan aturan agama tentang makan dan minum sehingga anak-anak dapat memahaminya secara praktis tanpa bersusah payah menghafal pesan-pesan tersebut.
Dengan memilih waktu yang tepat dan member materi pendidikan yang tepat dengan kondisi dan situasi anak, insyaAllah akan mudah bagi anak untuk memahaminya. Hal ini akan member pegangan yang berpengaruh besar kepada mereka dalam menerapkan kehidupan beragama yang benar. Oleh karena itu, orang tua dituntut memiliki feeling yang tepat dalam membaca konisi dan situasi anaknya agar dapat menyampaikan nasehat dan pelajaran dengan baik kepada mereka.     

Komentar