Bumi yang kita pijak ternyata.......


Pada 27 Mei 2006, atau sekitar 4 tahun yang lalu sekitar jam 6 pagi tiba-tiba bumi yang saya pijak berguncang hebat, saya melihat kanan kiri rumah tetangga roboh. Alhamdulillah rumah saya tidak roboh hanya bagian dapur saja yang terjadi retak cukup parah. Sinyal handphone hilang, orang-orang panik berlarian, mencari selamat ataupun menyelamatkan keluarga, teman atau barang-barang berharga. Sungguh sangat dramatis dan histeris. Waktu itu malam harinya baru bisa melihat tayangan televisi dengan berita laporan gempa besar di Jogja sekitar 6 skala richter dengan korban jiwa ribuan jumlahnya. Selama berhari-hari akhirnya hidup di tenda dan banyak mendapat bantuan sembako dari berbagai pihak. Tentu ini pengalaman tak terlupakan dalam hidup saya.

Bumi ternyata terdiri dari lempengan-lempengan dinamis yang selalu bergerak. Akibat gerakannya tersebut bisa membuat terjadinya gempa bumi. Kadang gempa besar, kadang hanya kecil saja, bahkan pada tahun 2004 terjadi gempa besar di Aceh, hingga air laut masuk ke daratan. Orang-orang menyebutnya Tsunami. Gempa besar kadang memang bisa membuat terjadinya tsunami. Selalu waspada dan berjaga-jaga apabila terjadi gempa adalah upaya terbaik antisipasi gempa bumi, karena bencana ini bisa terjadi kapan saja dan dimana saja.



Potensi gempa di Indonesia memang terbilang besar, sebab berada dalam pertemuan sejumlah lempeng tektonik besar yang aktif bergerak. Daerah rawan gempa tersebut membentang di sepanjang batas lempeng tektonik Australia dengan Asia, lempeng Asia dengan Pasifik dari timur hingga barat Sumatera sampai selatan Jawa, Nusa Tenggara, serta Banda. Kemudian interaksi lempeng India-Australia, Eurasia dan Pasifik yang bertemu di Banda serta pertemuan lempeng Pasifik-Asia di Sulawesi dan Halmahera, terjadinya gempa juga berkaitan dengan sesar aktif. Di antaranya sesar Sumatera, sesar Palu, atau sesar yang berada di Papua. Ada juga sesar yang lebih kecil di Jawa seperti sesar Cimandiri, Jawa Barat.

Berhubung sampai saat ini belum ada teknologi yang dapat memprediksi baik waktu, tempat dan intensitas gempa di Indonesia, maka zona-zona yang masuk rawan gempa harus mendapat perhatian. Sejumlah wilayah di Indonesia berulang kali dilanda gempa bumi. Dalam retang waktu yang terbilang singkat gempa mengguncang Tasikmalaya, Yogyakarta, Aceh, Nusa Tenggara Barat, Toli-toli, Sulawesi Tengah dan Padang. Indonesia sebagai Negara yang berpotensi Gempa & Tsunami di karenakan letak tanah kita yang berada di Ring of fire (lempeng tektonik). Akibat gempa tidak hanya merusakan bangunan, namun banyak menelan korban jiwa. Pada sejumlah daerah yang berpotensi gempa besar dan berlokasi di pinggir laut ancaman tsunami menjadi perhatian serius.





Potensi guncangan gempa di Indonesia meningkat dua kali lipat sepanjang tahun 2002-2010. Di Aceh, pada tahun 2002 tingkat guncangan 0,2 g (gravitasi) menjadi 0,33 g pada tahun 2010. Kemudian di Padang, pada 2002 tingkat guncangan 0,25 g menjadi 0,32 g. Di pulau Jawa, tingkat goyangan meningkat dari 0,15 g menjadi 0,2 g. Yang juga meningkat adalah Ibukota Negara, Jakarta. Kondisi Kota Yogyakarta
dan Klaten yang berada diatas lempeng Tektonik, jelas sangat berpotensi terjadinya gempa (termasuk Zona Rawan Gempa) yang harus mendapat perhatian.

Ada tiga pendekatan untuk mengantisipasi terjadinya gempa agar tidak menimbulkan dampak yang besar :

Pertama, pendekatan struktural yakni mengikuti kaidah-kaidah konstruksi yang benar dan memasukan parameter kegempaan dalam mendirikan bangunan (rumah tahan gempa), rumah jenis ini tidak identik
mahal namun dibangun sederhana tapi memerhatikan parameter kegempaan.

Kedua, pendekatan nonstruktural dengan membuat peta rawan bencana gempa. Informasi potensi gempa ini dimasukan dalam perencanaan wilayah.

Ketiga, intensif melakukan sosialisasi kepada masyarakat terhadap pemahaman dan pelatihan penyelamatan dampak gempa (baik secara langsung mapun jalur pendidikan).

Upaya mengenalkan bumi yang kita pijak dan dinamikanya akan lebih mudah bila peraga tentang bumi berikut dimiliki oleh setiap sekolah dasar. Produk tersebut antara lain :



Globe, pilihannya :
Globe Physical, diameter 10 cm Rp 74.500
Globe Physical, diameter 13 cm Rp 92.000
Globe Physical, diameter 25 cm Rp 234.000
Globe Physical, diameter 30 cm Rp 249.500
Globe Physical, diameter 30 cm (ring besi) Rp 585.000
Globe Physical, diameter 32,5 cm Rp 295.000
Globe Physical, diameter 42,5 cm Rp 450.000


Model Lapisan Kerak Bumi
Rp. 854.750




Model Lapisan Bumi
Rp. 356.850

Model Permukaan Lipatan Bumi (4 model/set)
Rp. 1.350.000



Model Patahan Permukaan Bumi (6 model/set)
Rp. 1.678.900





Model Patahan dan Lipatan Permukaan Bumi (2 model/set)
Rp. 579.750



Model Tsunami (3 model/set)
Rp. 1.360.850


Untuk mendapatkannya silahkan kontak :
-Dessy 081 328 700 502
-Wiwik 081 328 719 145
atau email : cedu.sd@gmail.com

Komentar