Visi Keluarga Muslim

Sebuah perjalanan tanpa tujuan hanya akan sia-sia, sedangkan perjalan dengan tujuan yang salah juga membuat harapan tidak tercapai. Pandangan, arah dan tujuan yang benar akan memastikan apa yang dicita-citakan akan tercapai. Perusahaan-perusahaan maupun organisasi-organisasi selalu memiliki pandangan, arah dan tujuan yang jelas untuk selalu menjadi panduan bagi organisasi atau perusahaan terus berjalan dikoridornya untuk mencapai tujuannya. Demikian juga hidup manusia tanpa panduan tentu akan bingung dan sia-sia saja hidupnya. Kelompok orang-orang tersebut hanya menyandarkan pada prasangka mereka yang kemudian dijadikan keyakinan untuk dasar mereka menentukan pandangan, arah dan tujuan hidupnya, tentu ini sandaran sangat lemah.

Allah SWT menciptakan jin dan manusia untuk beribadah kepada-Nya (QS Adz Dzariyat : 56). Menikah dan berkeluarga adalah fitrah manusia (QS.75:39) dan Islam adalah agama selaras dengan fitrah manusia, sehingga setiap muslim seharusnya melakukannya dan merupakan ibadah yang sangat dianjurkan. Islam adalah yang mengatur seluruh aspek kehidupan dari toilet hingga hukum, sehingga hal besar seperti pernikahan jelas mendapat perhatian besar. Al Qur'an memberi jawaban atas semua hal bagi permasalahan kehidupan manusia (QS 16:89) dan bagi orang-orang yang bertakwa tidak hanya sekedar penjelasan tetapi merupakan petunjuk (QS 2:185).

Setidaknya ada 3 ayat dalam Al Qur'an untuk dijadikan visi bagi keluarga muslim, yakni Al Qur'an Surat Al Furqon (25) :74, At Tahrim ayat 6, dan Ath Thuur (52) : 21. Dari ketiga ayat tersebut jelas bahwa visi keluarga Muslim tidak hanya sekedar masalah dunia, tetapi jauh hingga akhirat. Betapa jauhnya visi seorang muslim, yang memandang kehidupan hingga kehidupan sesudah mati yakni alam akherat, adalah pancaran dan konsekuensi keimanan kepada Allah SWT. Hal tersebut akan mengarahkan semua aktivitas berkeluarga untuk selalu mencari ridho Allah SWT. 

"Wahai orang-orang beriman, peliharalah diri kalian dan keluarga kalian dari siksa neraka. Neraka itu bahan bakarnya adalah manusia dan berhala-berhala. Malaikat yang kekar lagi kasar menjaga neraka. Para malaikat tidak pernah menyalahi perintah yang Allah berikan kepada mereka. Para malaikat senantiasa melaksanakan perintah-Nya." (QS. At-Tahriim (66) : 6). 

"Dan orang-orang berdo'a : "Wahai Tuhan kami, jadikanlah istri-istri dan anak-anak kami orang-orang yang shalih. Jadikanlah anak keturunan kami suri tauladan bagi orang-orang yang shalih."" (QS. Al Furqon (25): 74)

"Orang-orang mukmin berada di dalam surga disusul oleh anak keturunan mereka yang beriman. Kami kumpulkan orang-orang mukmin bersama dengan anak keturunan mereka. Kami tidak mengurangi sedikitpun pahala atas amal mereka. Setiap orang mendapatkan pahala sesuai amal shalih yang ia lakukan di dunia." (QS. Ath-Thuur (52):21).

Setiap mukmin dan keluarganya harus menjaga dari semua hal yang akan membawa ke dalam siksa neraka. Seorang kepala keluarga sebagai pemimpinnya harus mampu mengarahkan semua aktivitas dalam keluarganya menuju ridho Allah yang berarti menjauhi siksa neraka. Kepala keluarga yang tidak mampu memberi arah dan panduan untuk keluarganya merupakan figur kepala keluarga yang gagal. Kegagalan kepemimpinan keluarga juga akan mengakibatkan bahtera rumah tangga tidak mampu mencapai tujuannya. Kegagalan tersebut dimulai dari kesalahan orientasi, padahal orientasi yang harus selalu ditanamkan adalah sesuai QS. At-Tahriim (66) : 6 diatas yakni menjaga diri dan keluarga dari siksa api neraka. 

Keluarga muslim selalu berdo'a kepada Allah supaya terdiri dari individu-individu yang shalih bahkan lebih jauh lagi supaya menjadi pemimpin atau suri tauladan bagi orang-orang shalih. Menjadi anggota keluarga menjadi orang-orang sholeh bukan hal mudah apalagi menjadi pemimpin dan suri tauladan bagi orang-orang sholeh. Seorang kepala keluarga sangat mendambakan istri-istri dan anak-anaknya sebagai orang-orang shalih. Ibarat seorang pengemudi yang membawa keluarga tersebut dalam satu kendaraan, kepala keluarga memastikan arah dan tujuannya, sedangkan sang istri sebagai navigator yang memandu dengan peta perjalanan yang telah disepakati dan anak-anak sebagai penumpangnya. Apabila selama perjalanan  pengemudi dan navigatornya selalu mentaati panduan tersebut, maka insyaAllah perjalanan tersebut akan mencapai tujuan. Sedangkan apabila dalam perjalanan ternyata sang pengemudi memutuskan jalur berbeda atau sang navigator menggunakan peta panduan yang lain atau para penumpangnya keluar dan memutuskan tidak lagi berada dalam kendaraan tersebut maka bisa dipastikan tujuan dari perjalanan tersebut tidak tercapai. 

Terakhir dalam QS At Thuur (52) : 21, Allah berfirman bahwa kelak di surga seluruh keluarga dan anak keturunan yang beriman akan berkumpul kembali. Sungguh suatu nikmat yang sangat besar, sehingga sangat penting dilakukan untuk terus menanamkan dan memupuk keimanan bagi seluruh keluarga dan anak keturunan. Ayat tersebut juga menekankan pentingnya beramal shalih di dunia sebagai bekal kehidupan akhirat dan konsekuensi keimanan mereka. Visi keluarga muslim secara umum adalah senantiasa menanamkan dan memupuk keimanan pada seluruh anggota keluarga dan anak keturunan sehingga senantiasa bisa beramal shalih terbaik dalam rangka beribadah mencari ridho Allah SWT. 

Komentar