Mencontohkan Figur Yang Benar

Memberikan figur atau sosok sebagai teladan atau contoh mempunyai arti penting bagi anak-anak dan peserta didik. Figur atau contoh yang diberikan akan memberi inspirasi dan motivasi sehingga tergerak untuk mencontohnya. Nabi Muhammad SAW adalah figur utama yang harus dijadikan teladan dan menjadi idola bagi anak-anak dan peserta didik. Dengan menjadikan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan (uswatun hasanah) dan mengidolakan beliau, maka mereka mendapat panutan terbaik, sehingga bisa selamat dan bahagia dunia akhirat. Figur atau sosok dibawahnya yakni para sahabat zaman Nabi yang bisa dikatakan sebagai generasi model atau generasi terbaik bagaimana mereka meneladani dan menerapkan ajaran Nabi SAW dalam kehidupan nyata, lebih detail untuk hal tersebut bisa dibaca disini. Figur-figur selanjutnya yang bisa dicontohkan adalah generasi setelah sahabat, yakni tabiut tabiin, para ulama, pejuang-peluang dan pahlawan-pahlawan Islam serta semua orang soleh yang mengikuti ajaran Nabi SAW.
Lalu bagaimana jika anak-anak dan peserta didik miskin figur bahkan tidak memiliki figur atau sosok untuk diteladani dan dikagumi sebagai idola? Hal ini adalah kondisi buruk yang harus dihindari. Miskinnya figur hingga ketiadaan sosok idola merupakan akibat para pendidik dan orang tua yang tidak memiliki perhatian terhadap masalah ini. Hal tersebut menyebabkan mereka tidak mau membaca dan memperhatikan figur-figur yang berperan dalam menegakkan Islam. Dengan menampilkan dan mencontohkan figur-figur tersebut konsep-konsep pendidikan Islam tidak hanya normatif, tetapi ada contoh riil/konkrit yang menjadi contohnya. Tentu saja hal tersebut sangat penting bagi keberhasilan pendidikan Islam yang senantiasa sejalan dengan Al Qur'an dan Hadist Nabi SAW. Para orang tua dan pendidik tidak boleh lemah dalam masalah ini apabila ingin menanamkan nilai-nilai dan prinsip Islam kepada generasi penerus secara kuat dan mendalam untuk menjadi karakter mereka.

Dari 'Ali karramallahu wajhah, ia berkata : " Didiklah anak-anak kamu sekalian dengan tiga sifat yang baik, yaitu : cinta kepada Nabimu, cinta kepada anggota keluarganya, dan cinta untuk membaca Al Qur'an." (HR. Thabrani dan Ibnu Najjar)

Secara jelas dan tegas, 'Ali memberi pesan kkhususnya kepada orang tua muslim dan pendidik untuk menanamkan tiga hal yang baik, salah satunya mencintai Nabi Muhammad SAW. Mencintai Nabi SAW berarti menjadikannya sebagai tokoh dan figur untuk diteladani oleh anak-anak dalam segala tingkah laku dan perkataannya. Dengan mencontohkan orang yang baik dan benar, anak-anak akan berusaha mempraktekkan apa yang diomongkan dan diperbuat oleh tokoh idolanya dalam kehidupan sehari-hari. Supaya dapat memahami seluk beluk perilaku, perkataan, dan perbuatan Rasulullah untuk menanamkan citra yang benar pada anak-anak, orang tua harus benar-benar memahami dan menguasai segala perilaku, perbuatan dan sifat beliau. Segala hal tentang Rasulullah SAW ini diajarkan kepada anaknya untuk menjadi teladan dan contoh dalam kehidupan.

Figur Rasulullah SAW adalah tokoh dan figur sentral bagi kehidupan muslim, sehingga mengetahui seluk beluk kehidupannya menjadi sangat penting dan perlu mencurahkan perhatian yang besar. 'Ali bin Abu Thalib menyadari bahwa tidak ada tokoh yang layak ditiru segala sepak terjangnya selain Rasulullah SAW. Para orangtua dan pendidik benar-benar dinasehati oleh 'Ali untuk mencontoh dan berperilaku seperti Rasulullah SAW supaya mereka mencintainya. Dengan mencontohkan Rasulullah SAW sebagai figur idola bagi anak-anak, maka akan mudah bagi orang tua membina mereka menjadi orang shalih.

Komentar