Beda Usia, Lain Pendekatan


Orang tua tak menerapkan cara asuh yang sama dalam perjalanan umur anak.Psikolog Neny Widyana menunjuk pola asuh yang dilakukan Rasulullah SAW yang secara garis besar terbagi menjadi tiga tahapan.

Usia nol hingga tujuh tahun menerapkan pola asuh penuh kasih sayang.
Nabi menunjukkan kasih sayang, antara lain, pemberian nama yang baik, akikah dan perawatan anak. Nabi juga memberikan kebebasan pada anak untuk bermain dengan mainannya. Nabi bahkan pernah menghentikan gerakan shalat saat cucunya yang masih kecil bermain di punggungnya.


Usia tujuh tahun hingga 14 tahun, pola asuh disiplin
Pola asuh Rasulullah tahap kedua, disiplin, papar Neny, tak bisa disalahpahami. Disiplin yang dimaksud adalah dengan cara menerapkan didikan yang tegas, tapi tetap demokratis. Bagaimana cara Nabi menghukum anak? Tidak dengan tujuan menyakiti.

Contohnya, nabi mengajari anak untuk shalat saat berumur tujuh tahun. Pada usia 10 tahun, mereka sudah harus menegakkan shalat. Bila tidak, anak dipukul di kaki, di tempat yang tidak menyakitinya.

"Boleh displin, tegas, ketat atau mungkin otoriter dalam menerapkan aturannya, tetapi harus tetap menghargai keinginan anak. Anak harus diberi kesempatan yang sama dengan orang tua," kata Neny menjelaskan. Negosiasi dengan anak, katanya, harus tetap ada. Bukan orang tua yang memegang kendali sepenuhnya, mengatur keinginannya sendiri.

Cara menerapkan aturan yang disiplin dengan cara memberikan reward dan punishment. Aturan dibuat melalui kesepakatan antara anak dan orang tua sehingga apapun yang dilakukan, anak tahu konsekuensinya.

Tahapan ketiga, usia 14 tahun hingga 21 tahun, menjadikan anak sebagai sahabat
Pada usia anak beranjak dewasa, Rasulullah mengajak anak muda untuk memanfaatkan waktu kosongnya dengan aktivitas yang berguna, seperti olahraga, berenang, memanah, dan berkuda. Nabi juga mengajarkan etos kerja yang tinggi dengan mengenyahkan sifat suka menunda-nunda pekerjaan dan malas. (Republika, Ahad 20 maret 2011).

Komentar