Optimalisasi Pendidikan : Pelurusan Sejarah untuk Peradaban yang Cerdas (Sisi Pemerintah bagian 1)


"Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu..". (QS. At Tahrim:6]

Pendidikan di sekolah akan berjalan secara optimal jika prosesnya berjalan dengan baik didukung oleh tenaga pengajar, kurikulum dan sarana yang baik. Selain itu faktor eksternal berupa pendidikan keluarga dan masyarakat punya pengaruh besar terhadap kesuksesan pembelajaran. Tiga pilar tersebut yakni sekolah, keluarga dan masyarakat/negara harus terintegrasi untuk menyukseskan pendidikan.

Sejarah, memegang peran penting untuk memajukan peradaban bangsa.Sejarah yang ditulis sesuai fakta sebenarnya, obyektif dan tidak ada manipulasi akan membuat bangsa tersebut cerdas, dewasa dan maju dalam peradabannya. Sedangkan manipulasi sejarah, cepat atau lambat akan terkuak juga. Ibarat pepatah “menyimpan bangkai akan tercium juga”. Kebenaran akan selalu mengalahkan kejahatan.

Dalam sejarah berbangsa dan bernegara, sejarah Indonesia telah banyak ditulis dengan penuh manipulasi dengan tujuan untuk legitimasi penguasa. Berbagai tulisan tersebut dicetak dalam buku teks sekolah, dipelajari dan terkenang dalam memori para pelajar. Tentu ini tidak sehat,menyedihkan serta mengenaskan apabila terus dilanjutkan dan tentunya hanya akan merusak generasi.

"Kalau sejarah itu masih diberlakukan sebagai alat legitimasi maka hal-hal seperti itu akan terus terjadi. Siapapun yang nanti akan menuliskannya lagi, pasti ada satu pihak memenangkan pihak lain. Tapi kalau ilmu sejarah diberlakukan sebagai ilmu maka sejarah akan terbuka untuk dikoreksi dan diperdebatkan," kata sejarawan UI Mohammad Iskandar

Dalam kurikulum sejarah SMA, secara halus siswa seolah diajarkan bahwa menjadi Islam tidak bisa bersamaan menjadi “Indonesia” karena Islam di Indonesia adalah pengacau, pemberontak, dan bahkan teroris. Berikut linknya:

http://koran.republika.co.id/koran/0/137653/ISLAMISASI_KURIKULUM_SEJARAH_SMA

http://koran.republika.co.id/koran/0/137652/Kristenisasi_Sekularisasi_dan_Kaum_Kolonial

http://koran.republika.co.id/koran/0/137651/Asal_Usul_Manusia_Indonesia

http://koran.republika.co.id/koran/0/137650/MELURUSKAN_SEJARAH_PANCASILA

http://koran.republika.co.id/koran/0/137649/Menerobos_Kebekuan_Pengajaran_Sejarah_Indonesia

Dalam realita sejarah juga ada sejumlah tokoh penting diabaikan, serta tidak disertai penjelasan dan pengakuan yang memadai, salah satunya adalah Mr. Assaat.

Selama memangku jabatan, Assaat menandatangani statuta pendirian UGM Yogyakarta. Akibatnya, dalam pengukuhannya sebagai guru besar UGM, Bambang Purwanto menegaskan,"Menghilangkan Assaat dari realitas sejarah kepresidenan RI sama saja tidak mengakui UGM sebagai universitas negeri pertama yang didirikan Republik Indonesia."

Assaat adalah presiden ketiga Indonesia setelah Soekarno dan Sjafruddin Prawiranegara. "Tapi posisi dia memang tidak diakui. Padahal, bila tak diakui, berarti negara ini pernah hilang keberadaannya". (Yusril Ihza Mahendra).

Ada dua faktor yang membuat jasa Mr Assaat terlupakan. Pertama, karena faktor dalam diri Assaat yang tak mau menonjolkan diri dan hidup sederhana. Kedua, karena kemudian Pak Assaat ikut Pemerintahaan Revolusioner Republik Indonesia (PRRI) di Sumatera Barat. Assaat pergi ke Sumatera karena menganggap Soekarno terlalu memberi hati kepada komunis.

Jadi, sekarang setelah zaman berubah, kita harus mengungkap kembali kebenaran-kebenaran sejarah, seperti dalam kasus Mr Assaat ini. (Jimly Asshidiqie)

Link lengkapnya :
http://koran.republika.co.id/koran/0/136642/ASSAAT_REALITAS_PRESIDEN_KETIGA_INDONESIA

http://koran.republika.co.id/koran/0/136640/Tafsir_Ulang_Gelar_Pahlawan

http://koran.republika.co.id/koran/0/136643/BUNG_PRESIDEN_DARI_KUBANG_PUTIH

http://koran.republika.co.id/koran/0/136641/LUCY_ASSAAT_BACHTIAR_PUTRI_MR_ASSAAT_AYAH_TAK_MERASA_SEBAGAI_PAHLAWAN

Mari kita ciptakan generasi yang kritis untuk peradaban yang cerdas.

Komentar