Asas 3: Memilih Yang Paling Ringan


Gambar diambil dari sini

Dari ‘aisyah ra., ia berkata : “Bila Rasululaah saw. Diberi pilihan antara dua hal, beliau memilih yang paling mudah selama bukan perbuatan dosa. Jika hal itu merupakan perbuatan dosa, beliau adalah orang yang paling jauh dari berbuat dosa. Rasulullah saw. Tidak pernah menuntut balas kepada seseorang untuk dirinya, tetapi semuanya itu karena orangnya melanggar ketentuan Allah, lalu beliau menuntut balas terhadap orang itu karena Allah.” (HR. Malik, Bukhari, Muslim, Abu Dawud no.4153 CD, dan Nasa’i)

Hadist diatas menjelaskan bahwa Rasulullah saw. Bila menghadapi pilihan yang baik, bukan dalam hal yang berdosa, selalu memilih yang paling mudah dikerjakan. Hal ini member petunjuk yang jelas bahwa beliau, selaku utusan Allah yang menjadi contoh bagi seluruh umat manusia dan orang paling diridhai oleh Allah, senantiasa memilih dan memberi contoh melakukan hal yang paling ringan atau mudah jika menghadapi dua pilihan dalam suatu persoalan.

Apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. menjadi asas yang beliau terapkan dalam mendidik para sahabat pada masanya. Hal ini tidak hanya berlaku secara pribadi bagi diri Rasulullah saw., tetapi menjadi asas umum dalam pendidikan Islam. Oleh karena itu, ‘Aisyah pun mengikuti jejak Rasulullah saw.
Para pendidik, baik orang tua maupun guru, bila menghadapi permasalahan dengan anak didiknya dan dapat diselesaikan dengan berbagai pilihan, hendaklah memilih yang paling ringan untuk diterapkan kepada mereka. Dalam menguji kemampuan murid untuk memahami pelajaran yang diberikan, misalnya, ada berbagai macam cara, dari yang sulit sampi yang paling mudah untuk dikerjakan oleh anak didiknya. Kepada anak didik hendaklah guru memberikan cara-cara yang paling mudah supaya muridnya mampu melakukan tugas yang diberikan kepadanya.

Memberi pilihan yang paling mudah tidak berarti membuat anak didik menjadi bodoh untuk menyelesaikan tugasnya atau mengerjakan soal-soal pelajaran. Cara ini justru menjadikan murid cepat paham dan mudah menjadi pandai dalam memecahkan masalah-masalahnya, karena adanya cara-cara yang sangat mudah yang mereka ketahui. Dengan memberikan jalan yang paling ringan atau paling mudah itu, murid akan cepat menguasai permasalahan dan guru mudah meningkatkan kepandaian murid dalam mengikuti segala macam pelajarannya.

Para pendidik harus selalu menyadari bahwa cara-cara yang memberatkan hanyalah akan membuat anak didiknya menjadi putus asa untuk mengikuti kegiatan pendidikan. Untuk mencegah timbulnya rasa putus asa dan sikap acuh tak acuh itu, perlulah para pendidik selalu memilih cara paling ringan atau paling mudah agar semangat dan kemauan murid untuk mengikuti kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat dipacu dengan baik.

Komentar