Gambar diambil dari sini |
Dari ‘aisyah ra., ia berkata : “Bila Rasululaah saw. Diberi
pilihan antara dua hal, beliau memilih yang paling mudah selama bukan perbuatan
dosa. Jika hal itu merupakan perbuatan dosa, beliau adalah orang yang paling jauh
dari berbuat dosa. Rasulullah saw. Tidak pernah menuntut balas kepada seseorang
untuk dirinya, tetapi semuanya itu karena orangnya melanggar ketentuan Allah,
lalu beliau menuntut balas terhadap orang itu karena Allah.” (HR. Malik,
Bukhari, Muslim, Abu Dawud no.4153 CD, dan Nasa’i)
Hadist diatas menjelaskan bahwa Rasulullah saw. Bila
menghadapi pilihan yang baik, bukan dalam hal yang berdosa, selalu memilih yang
paling mudah dikerjakan. Hal ini member petunjuk yang jelas bahwa beliau,
selaku utusan Allah yang menjadi contoh bagi seluruh umat manusia dan orang
paling diridhai oleh Allah, senantiasa memilih dan memberi contoh melakukan hal
yang paling ringan atau mudah jika menghadapi dua pilihan dalam suatu
persoalan.
Apa yang dilakukan oleh Rasulullah saw. menjadi asas yang
beliau terapkan dalam mendidik para sahabat pada masanya. Hal ini tidak hanya
berlaku secara pribadi bagi diri Rasulullah saw., tetapi menjadi asas umum
dalam pendidikan Islam. Oleh karena itu, ‘Aisyah pun mengikuti jejak Rasulullah
saw.
Para pendidik, baik orang tua maupun guru, bila menghadapi
permasalahan dengan anak didiknya dan dapat diselesaikan dengan berbagai
pilihan, hendaklah memilih yang paling ringan untuk diterapkan kepada mereka.
Dalam menguji kemampuan murid untuk memahami pelajaran yang diberikan,
misalnya, ada berbagai macam cara, dari yang sulit sampi yang paling mudah
untuk dikerjakan oleh anak didiknya. Kepada anak didik hendaklah guru
memberikan cara-cara yang paling mudah supaya muridnya mampu melakukan tugas
yang diberikan kepadanya.
Memberi pilihan yang paling mudah tidak berarti membuat anak
didik menjadi bodoh untuk menyelesaikan tugasnya atau mengerjakan soal-soal
pelajaran. Cara ini justru menjadikan murid cepat paham dan mudah menjadi
pandai dalam memecahkan masalah-masalahnya, karena adanya cara-cara yang sangat
mudah yang mereka ketahui. Dengan memberikan jalan yang paling ringan atau
paling mudah itu, murid akan cepat menguasai permasalahan dan guru mudah
meningkatkan kepandaian murid dalam mengikuti segala macam pelajarannya.
Para pendidik harus selalu menyadari bahwa cara-cara yang
memberatkan hanyalah akan membuat anak didiknya menjadi putus asa untuk
mengikuti kegiatan pendidikan. Untuk mencegah timbulnya rasa putus asa dan
sikap acuh tak acuh itu, perlulah para pendidik selalu memilih cara paling
ringan atau paling mudah agar semangat dan kemauan murid untuk mengikuti
kegiatan pendidikan dan pengajaran dapat dipacu dengan baik.
Komentar
Posting Komentar