Stop Dongeng Fiksi dan Mitos, Ceritakan Kisah Yang Bisa Dipertanggungjawabkan Kebenarannya

Bukan saja tidak mendidik dan tidak bisa dijadikan panduan kehidupan,sehingga dongeng, mitos dan cerita fiksi hanya membuang waktu saja dan tidak layak sebagai metode pendidikan. Cerita dengan tokoh-tokoh yang mengada-ada juga hanya menghasilkan khayalan kosong belaka. Orang tua dan pendidik tidak boleh menceritakan atau memberikan kisah-kisah yang hanya bersumber cerita khayal dan hal-hal fiktif atau dongeng-dongeng yang tidak dapat dipertanggungjawabkan sumber kebenarannya atau hanya cerita dari mulut ke mulut di kalangan rakyat. Cerita yang tidak memiliki nilai pendidikan keimanan dan akhlaq hanya akan merusak jiwa tauhid dan agama anak-anak. Hal ini harus benar-benar diperhatikan oleh orang tua dan pendidik yang ingin bercerita berbagai kisah kepada anak-anaknya agar tidak tertanam keyakinan-keyakinan yang bertentangan dengan Islam ke dalam jiwa anak-anaknya.


Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.” (QS. Yusuf: 111)

Ayat di atas menerangkan bahwa Allah menceritakan berbagai macam kisah para Nabi dan umatnya untuk dijadikan pelajaran bagi orang-orang yang berakal sehat. Artinya, cerita atau kisah yang benar-benar fakta, bukan khayalan dan dibuat-buat, dapat dijadikan bekal untuk mendidik manusia menjadi baik. Kisah-kisah tersebut bisa sebagai metode menanamkan pendidikan atau pengetahuan kepada anak-anak. Tujuannya agar anak-anak menjadi orang yang berakhlaq baik. 
Para orang tua seharusnya banyak membaca kisah-kisah para Nabi, Sahabat dan umat-umat para Nabi yang tercantum dalam Al Qur'an dan Hadist-Hadist Nabi Muhammad SAW yang sahih. Cerita-cerita sejarah perjuangan pahlawan-pahlawan dalam menegakkan Islam dari sumber-sumber yang bisa dipertanggungjawabkan kebenarannya juga bisa melengkapi kisah-kisah para Nabi. Hal tersebut menuntut para orang tua dan pendidik untuk memiliki bekal atau kisah atau riwayat sejarah yang dapat dijadikan bahan bercerita untuk anak-anaknya atau anak didiknya. Membuat perpustakaan di rumah maupun di sekolah yang berisi kisah-kisah tersebut juga menjadi bisa sarana orang tua dan pendidik selalu memperkaya bekal tersebut. 

Komentar