Ketika orang-orang modern sekuler mengatakan bahwa hanya sesuatu yang bisa ditangkap indera atau sesuatu yang bersifat fisik materi saja yang bisa dikatakan ada dan nyata, sedangkan sesuatu yang tidak tampak dan tidak bisa ditangkap indera maka itu berarti tidak ada. Pernyataan tersebut ternyata telah mengeliminasi keberadaan Allah SWT sebagai Sang Maha Pencipta semesta. Walaupun dengan ilmu pengetahuan manusia bisa menguraikan teori terbentuknya alam semesta, tetapi manusia tidak bisa menjawab mengapa alam semesta ini diciptakan dan mengapa materi-materi atau makhluk-makhluk di alam semesta memiliki sifat-sifat tertentu yang khusus dan terikut dengan hukum-hukum fisika kimia tertentu. Tentu saja ada Yang Maha Berkehendak membuat alam semesta ini ada, dan sebuah kebodohan teramat dalam ketika mengatakan bahwa semuanya adalah kebetulan semata. Keseimbangan dalam segala hal juga telah Allah ciptakan untuk senantiasa menjaga keberlangsungan kehidupan hingga kiamat tiba.
Ketika orang-orang modern sekuler mengatakan seperti diatas karena kepicikan pemikirannya, ternyata pemikiran itu telah melahirkan manusia-manusia tanpa jiwa yang hanya mengejar materi semata (menuhankan materi) dan terbukti inilah sebagai sumber kerusakan dunia, eksploitasi manusia atas manusia merajalela, kerusakan lingkungan semakin tak terkendali dan sebagainya. Padahal masih teramat sangat banyak misteri di alam semesta ini yang manusia belum bisa memahaminya, contoh terdekatnya yakni mekanisme tubuhnya juga di dunia medis, astronomi, teknik, lingkungan dan sebagainya. Lalu mereka menyadari dan memasukkan segala sesuatu di luar materi atau hal-hal supranatural untuk mengisi kekosongan jiwanya tersebut. Alih-alih memberi ketentraman jiwa, bahkan hal tersebut semakin membuat manusia gelisah dan bingung dengan kehidupan yang dijalaninya. Ketika manusia gelisah dan bingung tentu saja tidak bisa memberi solusi permasalahan kehidupan, tetapi menjadi bagian masalah yang senantiasa mencari pelampiasan tanpa petunjuk. Efek konkritnya juga semakin rusaknya lingkungan bahkan bisa punahnya kehidupan itu sendiri. Jelas suatu hal yang sangat membahayakan. Ketika manusia menyembah roh atau jin tentu sebuah kesesatan yang nyata. Hal tersebut seperti yang dilakukan umat Nabi Nuh AS yang mengikuti ajakan setan sehingga menjadi penyembah berhala berupa patung-patung, hingga kemudian di azab oleh Allah SWT dengan banjir yang menenggelamkan mereka semua.
Orang-orang modern sekuler juga mengatakan bahwa manusia pada awalnya tidak bertuhan (ateis) lalu dalam proses pencariannya menemukan tuhan. Tentu saja ini bertentangan dengan fakta bahwa Nabi Adam AS sudah bertauhid sejak pertama kali diciptakan dan tinggal di surga, hingga karena kesalahannya termakan bujukan setan selanjutnya dihukum dan diturunkan ke bumi. Ketika di bumi Adam berdo'a kepada Allah dan menyesali apa yang pernah dilakukannya. Doa Nabi Adam tersebut sangat terkenal dan telah banyak yang hafal, yakni qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn (Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”)
Wajar saja kerusakan terus terjadi dimana-mana, bencana berdatangan tiada henti karena manusia hanya mengikuti hawa nafsunya dan terkungkung oleh kepicikan pikirannya sehingga meninggal man syari'at Islam. Hukum-hukum dan petunjuk Allah SWT mereka abaikan dengan ringannya sehingga jadilah mereka manusia sesat dan menyesatkan serta berbuah kerusakan dimana-dimana. Kerusakan fisik bisa dengan mudah dilihat dan efeknya juga bisa jadi tidak seberapa. Tetapi kerusakan pemikiran akan mendorong berbagai kerusakan lainnya dengan efek yang sangat berbahaya. Hanya dengan meneguhkan keyakinan tauhid sehingga kita dimudahkan Allah SWT untuk senantiasa menjaga ketakwaan, menjalankan perintah dan larangan-Nya baik untuk urusan pribadi, masyarakat dan bernegara dengan syari'at Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak memberi arti apapun apabila manusia tidak bertauhid kepada Allah SWT. Dan juga bukan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tugas manusia di bumi tetapi untuk beribadah kepada Allah SWT. Ilmu pengetahuan dan teknologi hanya sebagai sarana atau alat penunjang untuk semakin mendekatkan kepada Allah SWT.
Ketika orang-orang modern sekuler mengatakan seperti diatas karena kepicikan pemikirannya, ternyata pemikiran itu telah melahirkan manusia-manusia tanpa jiwa yang hanya mengejar materi semata (menuhankan materi) dan terbukti inilah sebagai sumber kerusakan dunia, eksploitasi manusia atas manusia merajalela, kerusakan lingkungan semakin tak terkendali dan sebagainya. Padahal masih teramat sangat banyak misteri di alam semesta ini yang manusia belum bisa memahaminya, contoh terdekatnya yakni mekanisme tubuhnya juga di dunia medis, astronomi, teknik, lingkungan dan sebagainya. Lalu mereka menyadari dan memasukkan segala sesuatu di luar materi atau hal-hal supranatural untuk mengisi kekosongan jiwanya tersebut. Alih-alih memberi ketentraman jiwa, bahkan hal tersebut semakin membuat manusia gelisah dan bingung dengan kehidupan yang dijalaninya. Ketika manusia gelisah dan bingung tentu saja tidak bisa memberi solusi permasalahan kehidupan, tetapi menjadi bagian masalah yang senantiasa mencari pelampiasan tanpa petunjuk. Efek konkritnya juga semakin rusaknya lingkungan bahkan bisa punahnya kehidupan itu sendiri. Jelas suatu hal yang sangat membahayakan. Ketika manusia menyembah roh atau jin tentu sebuah kesesatan yang nyata. Hal tersebut seperti yang dilakukan umat Nabi Nuh AS yang mengikuti ajakan setan sehingga menjadi penyembah berhala berupa patung-patung, hingga kemudian di azab oleh Allah SWT dengan banjir yang menenggelamkan mereka semua.
Orang-orang modern sekuler juga mengatakan bahwa manusia pada awalnya tidak bertuhan (ateis) lalu dalam proses pencariannya menemukan tuhan. Tentu saja ini bertentangan dengan fakta bahwa Nabi Adam AS sudah bertauhid sejak pertama kali diciptakan dan tinggal di surga, hingga karena kesalahannya termakan bujukan setan selanjutnya dihukum dan diturunkan ke bumi. Ketika di bumi Adam berdo'a kepada Allah dan menyesali apa yang pernah dilakukannya. Doa Nabi Adam tersebut sangat terkenal dan telah banyak yang hafal, yakni qālā rabbanā ẓalamnā anfusana wa il lam tagfir lanā wa tar-ḥamnā lanakụnanna minal-khāsirīn (Keduanya berkata, “Ya Tuhan kami, kami telah menzalimi diri kami sendiri. Jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya kami termasuk orang-orang yang rugi.”)
Setelah itu orang-orang sekuler tersebut mengatakan bahwa agama dan kehidupan harus dipisahkan, agama adalah urusan pribadi sedangkan kehidupan diluar itu tidak perlu menggunakan atau membawa-bawa agama. Dengan kata lain tuhan telah mereka masukkan ke suatu kamar, sementara seluruh aktivitas diluar kamar tersebut telah menghilangkan peran tuhan. Alangkah lemah dan tidak berdayanya tuhan menurut anggapan mereka sehingga dengan sangat mudah menghilangkan peran-Nya. Bahkan saking lemah dan tidak berdayanya tersebut seorang filusuf Jerman mengatakan bahwa Tuhan telah mati. Naudzubillahi min dzalik, sangat besar kesesatan yang dibuat mereka. Padahal Allah SWT adalah Maha Besar, Maha Kuasa, Maha Pengatur Segalanya, Maha Pemilik Sunatullah yang tidak berubah dan Maha segala-galanya. Manusia yang berasal dari air mani yang hina dan hanya berumur pendek telah melakukan kesesatan dan penyesatan yang luar biasa dengan sekulerismenya. Padahal setiap saat dia harus menghirup udara supaya tetap hidup, setiap saat tanpa dia sadari jantung terus memompa darahnya, ginjal terus menyaring darahnya dan sebagainya, tetapi tidak pernah berpikir siapa penciptanya.
Wajar saja kerusakan terus terjadi dimana-mana, bencana berdatangan tiada henti karena manusia hanya mengikuti hawa nafsunya dan terkungkung oleh kepicikan pikirannya sehingga meninggal man syari'at Islam. Hukum-hukum dan petunjuk Allah SWT mereka abaikan dengan ringannya sehingga jadilah mereka manusia sesat dan menyesatkan serta berbuah kerusakan dimana-dimana. Kerusakan fisik bisa dengan mudah dilihat dan efeknya juga bisa jadi tidak seberapa. Tetapi kerusakan pemikiran akan mendorong berbagai kerusakan lainnya dengan efek yang sangat berbahaya. Hanya dengan meneguhkan keyakinan tauhid sehingga kita dimudahkan Allah SWT untuk senantiasa menjaga ketakwaan, menjalankan perintah dan larangan-Nya baik untuk urusan pribadi, masyarakat dan bernegara dengan syari'at Islam. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi juga tidak memberi arti apapun apabila manusia tidak bertauhid kepada Allah SWT. Dan juga bukan untuk memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai tugas manusia di bumi tetapi untuk beribadah kepada Allah SWT. Ilmu pengetahuan dan teknologi hanya sebagai sarana atau alat penunjang untuk semakin mendekatkan kepada Allah SWT.
Komentar
Posting Komentar