Sinergi Antara Pengguna dan Pembuat Peraga


Ada kalanya suatu peraga dibuat khusus berdasarkan kebutuhan spesifik suatu sekolah atau lembaga pendidikan. Kebutuhan peraga yang spesifik itu bisa saja muncul karena adanya tambahan pembelajaran yang sifatnya melengkapi dari kurikulum yang digunakan, ataupun karena memang mengembangkan kurikulum sendiri yang menjadi ciri khas atau pembeda dengan sekolah atau lembaga pendidikan tersebut dengan pada umumnya. Hal ini tentu menarik asalkan sesuai tujuan, kerangka, pola dan sistem pendidikan yang benar. Kekhasan atau ciri khas pendidikan sekolah ini menjadi daya tarik bagi peserta didik.

Sedangkan di sisi yang lain bagi pembuat atau pengembang suatu peraga ada suatu batas minimal atau nilai keekonomian untuk pembuatan suatu jenis peraga tertentu. Hal ini kadang menjadi suatu masalah, sehingga akhirnya peraga tersebut tidak jadi untuk dibuat. Saat ini juga telah umum banyak berdiri sekolah-sekolah swasta yang memiliki group atau jaringan sendiri misalnya dengan membuat semacam laboratorium bersama sehingga untuk mendapatkan jumlah minimal tersebut menjadi tidak sulit. Bisa juga membuat suatu unit peraga tertentu untuk digunakan bersama-sama untuk seluruh group arau jaringan sekolah tersebut karena kesamaan tujuan dan metode pendidikan yang digunakan. Dalam banyak hal tema seperti potensi sumber daya alam, dan perkembangan ilmu dan teknologi, menjadi dasar pembuatan peraga tersebut. Misalnya indonesia yang kaya akan potensi perairan dan teknologi mesin pada kendaraan


Peraga adalah bagian dari sarana dan prasarana pendidikan untuk memudahkan pemahaman peserta didik terhadap mata pelajaran tertentu. Dalam banyak hal peraga cukup efektif untuk memudahkan pemahaman peserta didik. Sekolah-sekolah yang banyak menganggarkan pendidikan untuk peraga biasa memiliki level kualitas pendidikan yang bagus. Negara yang memiliki tanggungjawab pendidikan bagi semua warga negara seperti tertulis dalam UUD 1945, tentunya juga memudahkan terselenggara pendidikan tersebut serta peningkatan mutunya.  

Komentar